Headline diatas pasti
mengingatkan kita dengan judul lagu pop yang sempat popular beberapa tahun lalu
; serta telah beberapa kali di recycle dan di cover oleh penyanyi-penyanyi lain
di tahun berikutnya. Akan tetapi, yang akan saya torehkan dalam tulisan kali
ini tidak akan mengulas lebih dalam mengenai arti dan interpretasi lagu
tersebut menurut pandangan pribadi; hanya saja sedikit banyak terinspirasi
daripada lirik lagunya.
Pertama-tama yang
terlintas dalam benak saya adalah…..waktu tidak pernah berjalan mundur atau
menunggu kita yang sedang berjalan di dalamnya. Tidak pernah kutemui adanya hal
yang sama persis ; antara hal-hal yang
kutemui kemarin dengan hal-hal yang ditemui hari ini, pun saya tidak mengetahui
hal-hal apa yang AKAN ditemui esok. Kecuali, sesuai dengan kata orang bijak,
ketika saya memutuskan untuk diam sementara rentetan waktu terus melaju ke
depan.
Apapun pengalaman
yang telah terjadi tentu akan tersimpan, mau tidak mau, sadar tidak sadar, hal
itu tidak mungkin dilupakan…hanya tersimpan; apakah jauh ke dalam alam bawah
sadar atau tetap dalam pikiran kita. Mungkin kita pernah mengalami dimana
dengan sekuat tenaga memberikan sugesti untuk melupakan sesuatu ; akan tetapi
di waktu yang tidak terduga hal tersebut muncul ke permukaan karena adanya
suatu pemicu yang tidak kita sadari. Perasaan dan kesan yang kita dapat selama
menempuh suatu pengalaman hidup sering membekas dan sulit untuk hilang sama
sekali. Termasuk pengalaman bertemu dengan orang yang kita kasihi.
Saya percaya bahwa
setiap manusia telah disiapkan pasangannya masing-masing. Akan tetapi, Tuhan
menempatkan kita ke dalam suatu “proses” kepada kita melalui orang-orang yang
kita temui untuk belajar “mengenali dia” , terlebih-lebih “mengenali diri kita
sendiri” melalui pengalaman kita bersama “dia”. Interaksi yang berjalan secara
intens dengan segala warna dinamika , sesungguhnya akan memberikan pengalaman
yang berbeda setiap harinya.
Satu per satu orang
yang kita kasihi mungkin datang secara silih berganti; hingga pada akhirnya
kita menemui seseorang yang kita yakini bahwa , DIALAH ORANG YANG KIRANYA TELAH
DIPERSIAPKAN TUHAN UNTUK MENJADI PENDAMPING HIDUPKU. Ketika kita telah
berkomitmen bahwa hanya dialah yang menjadi satu-satunya alasan kegirangan kita
dalam berbagi setiap segi kehidupan dalam ikatan keluarga yang utuh. Sepertinya
suatu lagu wajib bagi calon pasangan dan pasangan tersebut untuk menyanyikan
lagu yang menjadi headline ini :-D.
Akan tetapi, saya
memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Saya tidak ingin tetap sama seperti
sekarang ini. Saya tidak ingin tetap memiliki kadar perasaan yang sama seperti
saat pertama kali saya bertemu dan meyakini bahwa “kamu” adalah “aku”. Waktu
terus berjalan dan tidak mau menunggu.
Saya ingin “kita” ikut berjalan dan mungkin berlari bersama waktu….saya tidak
ingin kita hanya “diam”.
Saya ingin rasa cinta
dan kasih saya semakin bertambah setiap harinya, setiap bulannya, setiap
tahunnya. Saya ingin kita semakin tambah mengenal dan tak segan menunjukkan
kelemahan kita setiap harinya, setiap bulannya, setiap tahunnya. Saya ingin
kita tambah mengenal dan melengkapi setiap harinya, setiap bulannya, setiap
tahunnya. Saya ingin semakin diperkaya dengan pengalaman melihat perkembangan
buah hati kita bersama-sama setiap harinya, setiap bulannya, setiap tahunnya.
Mungkin hal yang akan
menyebabkan kita terdiam adalah ketika kelelahan menyerang dan memaksa kita
untuk istirahat sejenak. Sejenak. Tidak ingin berlama-lama.
Diam akan menjadi
teman adalah ketika salah satu diantara kita terlalu jauh untuk menggandeng
tangan dan berjalan bersama-sama. Ketika salah satu harus pindah ke tautan
waktu yang berbeda dengan dunia fana. Ketika salah satu hanya bisa berjalan dan
berlari sendirian….sambil menggenggam tanggung jawab serta kasih daripada buah
hati yang menjadi pelipur lara. Ketika hanya salah satu yang tinggal dan
menggenggam erat kenangan yang diam dan memeluk rindu.
Sekarang, esok, tahun
depan, dasawarsa berikutnya….tidak akan sama. Waktu selalu menggandeng
perubahan.