Sabtu, 05 Juli 2014

SEKARANG ATAU LIMA PULUH TAHUN LAGI



Headline diatas pasti mengingatkan kita dengan judul lagu pop yang sempat popular beberapa tahun lalu ; serta telah beberapa kali di recycle dan di cover oleh penyanyi-penyanyi lain di tahun berikutnya. Akan tetapi, yang akan saya torehkan dalam tulisan kali ini tidak akan mengulas lebih dalam mengenai arti dan interpretasi lagu tersebut menurut pandangan pribadi; hanya saja sedikit banyak terinspirasi daripada lirik lagunya.
Pertama-tama yang terlintas dalam benak saya adalah…..waktu tidak pernah berjalan mundur atau menunggu kita yang sedang berjalan di dalamnya. Tidak pernah kutemui adanya hal yang sama persis ;  antara hal-hal yang kutemui kemarin dengan hal-hal yang ditemui hari ini, pun saya tidak mengetahui hal-hal apa yang AKAN ditemui esok. Kecuali, sesuai dengan kata orang bijak, ketika saya memutuskan untuk diam sementara rentetan waktu terus melaju ke depan.
Apapun pengalaman yang telah terjadi tentu akan tersimpan, mau tidak mau, sadar tidak sadar, hal itu tidak mungkin dilupakan…hanya tersimpan; apakah jauh ke dalam alam bawah sadar atau tetap dalam pikiran kita. Mungkin kita pernah mengalami dimana dengan sekuat tenaga memberikan sugesti untuk melupakan sesuatu ; akan tetapi di waktu yang tidak terduga hal tersebut muncul ke permukaan karena adanya suatu pemicu yang tidak kita sadari. Perasaan dan kesan yang kita dapat selama menempuh suatu pengalaman hidup sering membekas dan sulit untuk hilang sama sekali. Termasuk pengalaman bertemu dengan orang yang kita kasihi.
Saya percaya bahwa setiap manusia telah disiapkan pasangannya masing-masing. Akan tetapi, Tuhan menempatkan kita ke dalam suatu “proses” kepada kita melalui orang-orang yang kita temui untuk belajar “mengenali dia” , terlebih-lebih “mengenali diri kita sendiri” melalui pengalaman kita bersama “dia”. Interaksi yang berjalan secara intens dengan segala warna dinamika , sesungguhnya akan memberikan pengalaman yang berbeda setiap harinya.
Satu per satu orang yang kita kasihi mungkin datang secara silih berganti; hingga pada akhirnya kita menemui seseorang yang kita yakini bahwa , DIALAH ORANG YANG KIRANYA TELAH DIPERSIAPKAN TUHAN UNTUK MENJADI PENDAMPING HIDUPKU. Ketika kita telah berkomitmen bahwa hanya dialah yang menjadi satu-satunya alasan kegirangan kita dalam berbagi setiap segi kehidupan dalam ikatan keluarga yang utuh. Sepertinya suatu lagu wajib bagi calon pasangan dan pasangan tersebut untuk menyanyikan lagu yang menjadi headline ini :-D.
Akan tetapi, saya memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Saya tidak ingin tetap sama seperti sekarang ini. Saya tidak ingin tetap memiliki kadar perasaan yang sama seperti saat pertama kali saya bertemu dan meyakini bahwa “kamu” adalah “aku”. Waktu terus berjalan  dan tidak mau menunggu. Saya ingin “kita” ikut berjalan dan mungkin berlari bersama waktu….saya tidak ingin kita hanya “diam”.
Saya ingin rasa cinta dan kasih saya semakin bertambah setiap harinya, setiap bulannya, setiap tahunnya. Saya ingin kita semakin tambah mengenal dan tak segan menunjukkan kelemahan kita setiap harinya, setiap bulannya, setiap tahunnya. Saya ingin kita tambah mengenal dan melengkapi setiap harinya, setiap bulannya, setiap tahunnya. Saya ingin semakin diperkaya dengan pengalaman melihat perkembangan buah hati kita bersama-sama setiap harinya, setiap bulannya, setiap tahunnya.
Mungkin hal yang akan menyebabkan kita terdiam adalah ketika kelelahan menyerang dan memaksa kita untuk istirahat sejenak. Sejenak. Tidak ingin berlama-lama.
Diam akan menjadi teman adalah ketika salah satu diantara kita terlalu jauh untuk menggandeng tangan dan berjalan bersama-sama. Ketika salah satu harus pindah ke tautan waktu yang berbeda dengan dunia fana. Ketika salah satu hanya bisa berjalan dan berlari sendirian….sambil menggenggam tanggung jawab serta kasih daripada buah hati yang menjadi pelipur lara. Ketika hanya salah satu yang tinggal dan menggenggam erat kenangan yang diam dan memeluk rindu.
Sekarang, esok, tahun depan, dasawarsa berikutnya….tidak akan sama. Waktu selalu menggandeng perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar