PENDAHULUAN
Gaul adalah
istilah yang sangat akrab di telinga kita dan biasanya popular di kalangan para
remaja. Kalo ga gaul, berarti ga keren, ga up2date, ketinggalan, cupu, dan
banyak istilah lainnya yang menggambarkan betapa “gaul” itu seolah-olah sudah
menjadi keharusan bagi mereka (remaja).
Remaja atau teruna; dalam istilah bahasa inggris disebut teens, teenager. Dalam KBBI remaja memiliki definisi “mulai
beranjak dewasa”, a juvenile between the onset of puberty and
maturity (Kamus Thesaurus). Dengan kata lain, remaja adalah
masa dimana seseorang meninggalkan usia, masa, dan kebiasaan anak-anak menuju
kedewasaan awal. Ciri khas yang terlihat dari tahap ini adalah dari pertumbuhan
fisik hingga gaya yang mereka ekspresikan; mulai dari cara berbicara, cara
berpakaian, hobby yang diminati, dsb.
Kamus besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa: ga· ul , ber· ga· ul ; adalah bermakna sebagai hidup berteman
(bersahabat). Sedangkan dalam kamus Seasite gaul itu adalah berteman ; berhubungan baik
dengan orang lain. Dalam kamus Thesaurus, bergaul
yaitu berbaur, bercampur, berkawan, berkenalan, bersosialisasi, bersahabat,
bersatu, berteman, merasuk;
Nah, kalau kita lihat pemaparan dari ketiga sumber diatas dapat diambil simpulan bahwa gaul memiliki unsur adanya “aktivitas sosial”. Seperti pernyataan oleh seorang filsuf terkenal dari Yunani yaitu Aristoteles yang mengatakan bahwa, “Manusia adalah
makhluk
sosial / zoon politicon. Tidak mungkin dapat hidup di dunia ini sendirian;
tanpa membutuhkan kehadiran oranglain. Individu yang bergerak dalam aktivitas
sosial dengan individu lain yaitu seseorang yang tinggal di dalam populasi saling berinteraksi dan
menguntungkan untuk masyarakat.
Setelah melihat pemaparan di atas, bisa kita ambil simpulan bahwa gaul /
pergaulan itu memiliki makna ” Aktivitas sosial oleh satu orang (individu)
dengan individu lain atau dalam suatu kelompok yang saling : berkomunikasi
,berhubungan baik , dan mempengaruhi”. Lingkungan sekitar seseorang
turut mengambil peran dalam pembentukan sikap dan tingkah lakunya sehari-hari (
karakter ); walau tidak dapat dipungkiri bahwa faktor bawaan sudah ada menjadi
ciri khas.
Oleh karena itu, kita wajib mengetahui pergaulan yang dapat memberi efek
positif dan negatif bagi diri kita sendiri. Tidak dapat dipungkiri jika kita
berada dalam lingkungan pergaulan yang positif
dan saling membangun akan memacu kita untuk menjadi pribadi yang lebih
baik. Begitu pula sebaliknya apabila kita memilih untuk berada di lingkungan
pergaulan yang negatif; entah kita memang benar-benar terlibat di dalamnya atau
hanya sekedar “lewat”, dampaknya akan imbas ke diri kita pula ( mau tidak mau).
Contoh pergaulan yang positif yakni berada di kelompok sosial yang
memiliki kebiasaan untuk rajin belajar, memiliki minat yang sama dalam bidang
mata pelajaran tertentu (English club, Diskusi Ilmiah, dll), tidak segan untuk
sharing serta mau menjaga rahasia, tidak segan menegur apabila ada kawan yang
salah, tetap melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama-sama tanpa melanggar
aturan yang ada.
Sedangkan contoh pergaulan
yang negatif ; atau istilah lainnya adalah “salah gaul” , yakni apabila
lingkungan sosialnya tidak membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik malah mencoba untuk menjerumuskan.
Sikap dan perilaku yang ditunjukkan anggotanya kurang membangun. Kebiasaan
memfitnah , menghakimi, atau membicarakan kehidupan pribadi oranglain, tingkah
laku yang sering menimbulkan konflik, mendorong untuk melakukan tindakan
berbahaya / melanggar peraturan yang ada ; imbasnya akan membahayakan diri
kita, anggota kelompok itu sendiri serta
oranglain yang ada di sekitar.
GIMANA
CARANYA JADI ANAK GAUL??
Mungkin menjadi pertanyaan besar dalam benak kita tentang gaul yang baik
dan benar, atau malah mempertanyakan boleh atau tidaknya remaja itu gaul. Gaul
itu boleh-boleh saja. Jangan sampai kita menutup diri terhadap semua
kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk membangun kita menjadi pribadi yang baik
hanya karena takut “salah gaul”. Yang patut diperhatikan adalah kita tahu betul
mana yang baik dan mana yang tidak boleh ditiru. Pada prinsipnya adalah, kita
menyayangi diri kita sendiri. Kita mau dan mampu menjaga diri sendiri dari efek
negative yang datang dari dalam ataupun dari luar.
Mengapa remaja ingin tampil gaul? Remaja berani berkesperimen dengan gaya
hidup serta berpakaian yang dirasakan menambah nilai diri ( istilahnya “keren”)
terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut seorang ahli Erikson (dalam Agustiani,
H. Psikologi Perkembangan. 2009.33) ,
seorang remaja sangat membutuhkan makna tentang kehadiran dirinya bagi orang
lain. Karena itu keinginan untuk diakui, upaya peningkatan rasa percaya diri,
serta kemandirian adalah hal yang mereka ingin raih. Kalau tidak mengikuti
perkembangan akan dicap anak “Cupu”, “Ga Gaul”, “Kamseupay” , dsb.
Remaja ingin tampil gaul karena adanya harapan dalam diri atapun dari
luar diri mereka yang diwujudnyatakan dengan cara :.......
Ingin membaca artikel ini lebih lengkap? Silahkan isi permohonan di kolom komen sertai alamat email atau facebook untuk saya kirim artikel lengkapnya :)
sumber : Google, Wikipedia, Materi pembinaan Pelkat Teruna GPIB Marturia oleh Erni Murniarti, M.Pd , Psikologi Perkembangan oleh H. Agustiani, Psikologi Umum oleh Abu Ahmadi edisi Revisi, Materi pembinaan Pelkat Gerakan Pemuda GPIB Marturia oleh Johan Tumanduk