Kamis, 30 Oktober 2014

GAUL...boleh ga yaa...???



PENDAHULUAN

Gaul adalah istilah yang sangat akrab di telinga kita dan biasanya popular di kalangan para remaja. Kalo ga gaul, berarti ga keren, ga up2date, ketinggalan, cupu, dan banyak istilah lainnya yang menggambarkan betapa “gaul” itu seolah-olah sudah menjadi keharusan bagi mereka (remaja).

Remaja atau teruna; dalam istilah bahasa inggris disebut teens, teenager.  Dalam KBBI remaja memiliki definisi “mulai beranjak dewasa”, a juvenile between the onset of puberty and maturity (Kamus Thesaurus). Dengan kata lain, remaja adalah masa dimana seseorang meninggalkan usia, masa, dan kebiasaan anak-anak menuju kedewasaan awal. Ciri khas yang terlihat dari tahap ini adalah dari pertumbuhan fisik hingga gaya yang mereka ekspresikan; mulai dari cara berbicara, cara berpakaian, hobby yang diminati, dsb. 

Kamus besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa: ga· ul , ber· ga· ul ;  adalah bermakna sebagai hidup berteman (bersahabat). Sedangkan dalam kamus Seasite gaul itu adalah berteman ; berhubungan baik dengan orang lain. Dalam kamus Thesaurus, bergaul yaitu berbaur, bercampur, berkawan, berkenalan, bersosialisasi, bersahabat, bersatu, berteman, merasuk;
 
       Nah, kalau kita lihat pemaparan dari ketiga sumber diatas dapat diambil simpulan bahwa gaul memiliki unsur adanya “aktivitas sosial”. Seperti pernyataan oleh seorang filsuf terkenal dari Yunani yaitu Aristoteles yang mengatakan bahwa, “Manusia adalah
makhluk sosial / zoon politicon. Tidak mungkin dapat hidup di dunia ini sendirian; tanpa membutuhkan kehadiran oranglain. Individu yang bergerak dalam aktivitas sosial dengan individu lain yaitu seseorang yang tinggal di dalam populasi saling berinteraksi dan menguntungkan untuk masyarakat.

Setelah melihat pemaparan di atas, bisa kita ambil simpulan bahwa gaul / pergaulan itu memiliki makna ” Aktivitas sosial oleh satu orang (individu) dengan individu lain atau dalam suatu kelompok yang saling : berkomunikasi ,berhubungan baik , dan mempengaruhi”. Lingkungan sekitar seseorang turut mengambil peran dalam pembentukan sikap dan tingkah lakunya sehari-hari ( karakter ); walau tidak dapat dipungkiri bahwa faktor bawaan sudah ada menjadi ciri khas.

Oleh karena itu, kita wajib mengetahui pergaulan yang dapat memberi efek positif dan negatif bagi diri kita sendiri. Tidak dapat dipungkiri jika kita berada dalam lingkungan pergaulan yang positif  dan saling membangun akan memacu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Begitu pula sebaliknya apabila kita memilih untuk berada di lingkungan pergaulan yang negatif; entah kita memang benar-benar terlibat di dalamnya atau hanya sekedar “lewat”, dampaknya akan imbas ke diri kita pula ( mau tidak mau).

Contoh pergaulan yang positif yakni berada di kelompok sosial yang memiliki kebiasaan untuk rajin belajar, memiliki minat yang sama dalam bidang mata pelajaran tertentu (English club, Diskusi Ilmiah, dll), tidak segan untuk sharing serta mau menjaga rahasia, tidak segan menegur apabila ada kawan yang salah, tetap melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama-sama tanpa melanggar aturan yang ada.

     Sedangkan contoh pergaulan yang negatif ; atau istilah lainnya adalah “salah gaul” , yakni apabila lingkungan sosialnya tidak membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik malah mencoba untuk menjerumuskan. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan anggotanya kurang membangun. Kebiasaan memfitnah , menghakimi, atau membicarakan kehidupan pribadi oranglain, tingkah laku yang sering menimbulkan konflik, mendorong untuk melakukan tindakan berbahaya / melanggar peraturan yang ada ; imbasnya akan membahayakan diri kita, anggota kelompok itu sendiri  serta oranglain yang ada di sekitar.



GIMANA CARANYA JADI ANAK GAUL??

Mungkin menjadi pertanyaan besar dalam benak kita tentang gaul yang baik dan benar, atau malah mempertanyakan boleh atau tidaknya remaja itu gaul. Gaul itu boleh-boleh saja. Jangan sampai kita menutup diri terhadap semua kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk membangun kita menjadi pribadi yang baik hanya karena takut “salah gaul”. Yang patut diperhatikan adalah kita tahu betul mana yang baik dan mana yang tidak boleh ditiru. Pada prinsipnya adalah, kita menyayangi diri kita sendiri. Kita mau dan mampu menjaga diri sendiri dari efek negative yang datang dari dalam ataupun dari luar.

Mengapa remaja ingin tampil gaul? Remaja berani berkesperimen dengan gaya hidup serta berpakaian yang dirasakan menambah nilai diri ( istilahnya “keren”) terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut seorang ahli Erikson (dalam Agustiani, H. Psikologi Perkembangan. 2009.33) , seorang remaja sangat membutuhkan makna tentang kehadiran dirinya bagi orang lain. Karena itu keinginan untuk diakui, upaya peningkatan rasa percaya diri, serta kemandirian adalah hal yang mereka ingin raih. Kalau tidak mengikuti perkembangan akan dicap anak “Cupu”, “Ga Gaul”, “Kamseupay” , dsb. 

Remaja ingin tampil gaul karena adanya harapan dalam diri atapun dari luar diri mereka yang diwujudnyatakan dengan cara :.......

Ingin membaca artikel ini lebih lengkap? Silahkan isi permohonan di kolom komen sertai alamat email atau facebook untuk saya kirim artikel lengkapnya :)
 
 




sumber : Google, Wikipedia, Materi pembinaan Pelkat Teruna GPIB Marturia oleh Erni Murniarti, M.Pd , Psikologi Perkembangan oleh H. Agustiani, Psikologi Umum oleh Abu Ahmadi edisi Revisi, Materi pembinaan Pelkat Gerakan Pemuda GPIB Marturia oleh Johan Tumanduk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar